Rabu, 07 Maret 2018

Mulianya Berprofesi Sebagai Guru



Bismillaahrirrahmaanirrahiim…..

Alhamdulillah segala Puji Bagi Allah, Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Saya adalah seorang guru di salah satu sekolah swasta di Bogor. Menjadi guru sebenarnya bukan pilihan saya, setelah beberapa tahun mengajar di sekolah yang sebelumnya, profesi guru sempat saya tinggalkan selama kurang lebih 4 tahun. Lalu saya beralih menjadi wiraswata dan pengusaha kecil-kecilan.

Beberapa jenis usaha mulai dicoba, dan modal pun saya keluarkan sesuai dengan yang saya punya. Merasakan pula jatuh bangunnya kalau punya usaha sendiri. Namun itulah seninya hidup, tak nikmat jika tidak ada pahit manisnya dalam menjalaninya.

Tahun yang lalu, saya mulai lagi menggeluti profesi sebagai guru, dengan niat yang lurus serta tawakal kepada Allah, “pekerjaan” yang satu ini mulai saya jalani lagi.

Bagi saya, menjadi guru itu bukan sekedar sebuah “pekerjaan” an sih, namun ternyata lebih dari itu, selain mengajar di kelas, kita pun harus mampu menjadi orang tua, sahabat, berkawan, teman curhat, bagi para peserta didik kita. Maka bisa dikatakan bahwa profesi guru itu “multitalenta”, karena sebagai guru, kita pun suatu saat harus memposisikan diri bukan sebagai pengajar yang hanya berada di kelas saja.

Namun, sangat disayangkan jika ada yang berprofesi sebagai guru tapi hanya sekedar menjadi “penyampai materi pelajaran di kelas saja”, atau hanya sekedar memberi tugas saja, lalu peserta didik ditinggalkan. Mungkin, hanya sebatas itu pengabdiannya sebagai guru, tak lebih.

Menjadi seorang pendidik atau guru di sekolah, apalagi guru honorer, yang rata-rata penghasilannya “pas-pasan”, menjadi sebuah tantangan tersendiri. Kita harus berpikir keras, bagaimana agar kebutuhan kita dan keluarga terpenuhi, tanpa kita melalaikan tugas kita sebagai pendidik.

Nah, inilah pula yang tadi saya katakan, guru itu multitalenta, salah satunya adalah, guru yang berpenghasilan “pas-pasan” tadi, akan berpikir untuk mencari tambahan penghasilan di luar honor yang dia dapatkan. Luar Biasa memang… ada yang sambil jualan, jadi makelar, atau bahkan sambil ngojek.

Yah beginilah nasib guru di zaman sekarang di negeri yang kaya akan sumber daya alam ini…. Mendapatkan tugas yang berat, namun dengan pengahasilan yang mis’at (gajian hanya cukup dari kamis sampai jum’at).

Namun demikian, bagi guru yang punya dedikasi yang tinggi, dan benar-benar ingin mendidik agar generasi tidak menjadi bodoh dan dibodoh-bodohi, pasti akan berpikir keras, bagaimana tugas mulia ini bisa dijalani, namun kebutuhan pribadi pun bisa terpenuhi. Dan disinilah pentingnya diantara para guru ada sharing, berbagi pengalaman, saling mensupport, saling mendukung, agar jangan sampai profesi ini malah ditinggalkan.

Insya Allah, saya pun akan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan seprofesi lainnya, mudah-mudahan akan selalu ada jalan keluar terbaik dari setiap permasalahan yang kita hadapi.

Yusuf Wahyudin
Bogor, 07032018 20.00